SMS, Muaragembong - Geliat pembangunan turap penahan banjir Kali Citarum terus berdenyut. Sejumlah alat berat tampak mengangkut turap yang akan dibangun atau dipasang di sepanjang Kali terpanjang di Jawa Barat tersebut.
Meski sebagian warga ada yang kecewa lantaran lalulintas kendaraan berat tersebut merusak jalan, namun bagi sebagian warga kegiatan ini akan menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi banjir.
Warga Kabupaten Bekasi yang berada di Lima Kecamatan yakni Kecamatan Cikarang Timur, Kedungwaringin, Pebayuran, Cabangbungin dan Muaragembong mengaku sudah bertahun-tahun setiap musim hujan tiba selalu kebanjiran. Salah satu banjir terparah adalah yang dialami pada 2010 lalu.
Menurut Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bekasi, Aep Saepul Rohman, pembangunan tanggul atau penurapan Kali Citarum adalah program rencana penanganan terpadu wilayah Sungai Ciatarum yang sifatnya Multi Year sebagai implementasi dari Road Map Citarum, yaitu dokumen perencanaan strategis untuk memperbaiki wilayah Sungai Citarum dengan lama waktu pelaksanaan sekitar 15 tahun kedepan (2010-2015-2025) dengan asumsi anggaran sekitar Rp 35 Triliun.
“Adapun program rencana penanganan terpadu tersebut, dibiayai oleh Asia Devloment Bank, yang berbentuk Loan dan Hibah melalui APBN, lantaran melihat bahwa Kabupaten Bekasi setiap tahun dilanda banjir, maka Komisi C pada 2010 lalu memperjuangkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Ciatrum (BBWSC ) dan Kementrian Pekerjaan Umum, alhamdulilah tersealisasi,” ujar politisi PDIP ini.
Adapun program penanggulangan, rehabilitasi dan pembuatan tanggul Citarum Hilir yang akan dilakukan untuk wilayah Kabupaten Bekasi, yaitu untuk tanggul putus, tanggul kritis, rehabilitasi tanggul, pembuatan tanggul baru dan normalisasi sungai dengan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 2,1 Triliun lebih.
Menurut Aep, untuk kegiatan pada 2011 untuk wilayah Kabupaten Bekasi akan digelontorkan anggaran Rp 232 milyar lebih. Sebab, lanjut dia, lima kecamatan tersebut pada 2010 lalu dilanda banjir parah yang menyebabkan ribuan hektar sawah, empang, tambak juga ribuan rumah penduduk yang menjadi korban luapan sungai Citarum .
“Maka pada 2011, 2012, 2013 Kabupaten Bekasi akan mendapat anggaran sebesar Rp 1,3 triliun, anggaran tersebut diperuntukkan untuk zona hulu, tengah dan hilir. Sementara itu untuk zona hilir masih dialokasikan anggaran dari APBN sebesar Rp 230 milyar dalam setahunnya, dengan harapan kedepan semoga wilayah Kabupaten Bekasi tidak lagi mengalami musibah banjir,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Bekasi, Bini Muslim, mengaku sangat mendukung program tersebut terlebih untuk kebaikan dan keselamatan warga Kabupaten Bekasi.
Ia berharap, pihak kontraktor yang mengerjakan pembangunan turap tetap memperhatikan kondisi warga sekitar. Diantaranya dengan mempekerjakan warga agar bisa menikmati proyek yang sedang berlangsung sesuai dengan kemampuan dan keahlian warga tersebut.
“Banyak warga yang menganggur kita libatkan saja sesuai dengan kemampuannya. Juga terhadap jalan, rumah, pohon atau tanah milik warga yang rusak berikanlah ganti rugi sesuai dengan harga yang berlaku, agar tidak terjadi konflik atau protes warga,” tambahnya.
Ia mengaku, dengan 30 anggotanya yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Bekasi terus mengawasi kondisi sungai-sungai yang ada di Kabupaten Bekasi terutama Kali Citarum yang merupakan urat nadi penghidupan bagi warga yag ada di sepanjang bantarannya.
“Sampai saat ini belum kita temukan pelanggaran, bila ada pelanggaran yang dilakukan oleh kontraktor kita tidak segan-segan akan melaporkannya kepada pihak yang berwajib,” tegasnya. [tata]