SMS, Cikarang Pusat - Setelah mendapat rekomendasi dari dewan, Dinas Pasar Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disparindagkop), dalam waktu dekat ini akan merevitalisasi dua pasar tradisional. Yakni, Pasar Cikarang dan Pasar Sukatani. Hal tersebut disampaikan Kepala Disparindagkop Encep S Jaya kepada SMS Bekasi saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/11).
“Dari tiga pasar yang diusulkan untuk direvitalisasi tahun ini, hanya dua pasar yakni Pasar Cikarang dan Sukatani. Sedangkan untuk Pasar Kedung Gede tahun depan,” ujarnya.
Menurut Encep, kedua pasar yang akan direvitalisasi tersebut kondisinya sudah tidak layak lagi, selain sudah sangat padat oleh para pedagang, kondisinya juga kotor, becek dan berlumpur. Sehingga sangat semrawut dan terkesan kumuh .
“Untuk Pasar Cikarang dan Pasar Sukatani akan dibuat dan didesain sebaik mungkin. Bagaimana penataan para pedagangnya, tempat parkirnya, jangan sampai menimbulkan kesemrawutan dan kemacetan lalu lintas. Untuk itu, kami menyiapkan desain pra rencana dahulu, saat ini sedang dalam proses dan konsultan. Untuk pembangunannya, direncanakan awal tahun 2012,” bebernya.
Lebih lanjut Encep mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pembenahan dengan melakukan revitalisasi pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten Bekasi.
“Dari 12 pasar tradisional yang ada, hanya beberapa pasar saja yang perlu direvitalisasi. Selebihnya kondisi gedungnya masih bagus, seperti Pasar Babelan, Pasar Serang, Pasar Cibarusah, dan Pasar Tambun,” ungkapnya.
Kedepannya, lanjut Encep, pihaknya juga akan berusaha membangun pasar-pasar desa diwilayah kecamatan yang lokasinya jauh dari pasar tradisional.
“Untuk pasar desa, telah dibangun di Desa Suka Bungah Kecamatan Bojongmangu dan Kecamatan Cabangbungin. Sedangkan untuk di wilayah Kecamatan Pebayuran dan Muaragembong sedang kita kaji, yang penting tersedia lokasi tanahnya,” tukasnya.
Sementara , terkait masalah revitalisasi pasar tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi yang tergabung dalam Pansus XX, kini sedang melakukan studi banding ke Solo. Menurut anggota Pansua XX, Milin Kartono, dipilihnya Kota Solo sebagai tujuan studi banding karena, Solo mempunyai pasar-pasar tradisional dan modern yang apik dan patut dijadikan contoh.
“Tujuan Kami ke Solo, untuk melihat dan belajar tentang konsep pasar, karena pasar tradisional di Solo, mengadopsi konsep tradisional semi modern. Jadi bisa kita terapkan di sini,” bebernya.
Salah satu titik bahasan menurutnya, tentang penataan pasar dan persaingan para pedagang kecil dan toko modern yang semakin merambah ke lingkungan perkampungan.
“Mudah-mudahan hasil dari studi banding yang kami lakukan, bisa kita terapkan di sini, baik dari segi penataan pasarnya, maupun pengaturan toko modernnya. Sehingga kesan semrawut pasar trdisional di Kabupaten Bekasi, kedepannya bisa tertata dengan baik,” pungkasnya. [mar]
pasar yang berada di perempatan cikarang sangat mengganggu aktivitas karyawan yang akan berangkat kerja.selain itu keberadaan premanisme yang di backing aparat kepolisian semakin membuat keberadan pasar tersebut menjadi lebih " EXIS ".Semoga pihak pemda yang terkait tidak menutup mata dan telinga akan hal ini