SMS, Babelan - Penasehat tim pemenangan pemilukada PKS Syamsul Falah tidak serta merta membawa gerbong Ikatan Abituren Attaqwa (IKAA) mendukung pasangan SAJA. Syamsul beralasan IKAA merupakan organisasi yang memiliki AD ART. Selain itu IKAA juga berdiri di atas semua golongan. Secara pribadi anggota boleh memilih siapa saja.
”Paling memberikan semacam saran, pilihan untuk Kabupaten Bekasi kemana. Tidak secara kelembagaan mendukung. Kawatirnya nanti IKAA malah pecah belah,” jelas Syamsul Falah.
Syamsul Falah menegaskan secara pribadi tentu mendahulukan haknya sebagai anggota PKS. Namun karena anggota IKAA beragam, ada PKS, PAN dan Golkar. Sehingga tidak mungkin bisa diarahkan ke PKS semua. Tetapi jelas Syamsul kewajiban organisasi memberikan pencerahan kepada keluarga besar IKAA dari visi misi dan track record para kandidat.
”Harus jelas visi misinya akan dibawa kemana Bekasi lima tahun ke depan. Track record pasangan juga harus dilihat,” tambah politisi PKS ini.
Menurutnya track record dan visi misi ini mejadi satu bagian yang tidak bisa dipisahkan. Para kandidat harus bisa menyakinkan yang mau dicapai lima tahun kedepan. Sebagai pengurus DPD PKS, Syamsul juga tidak memungkiri kecenderungan mengarahkan IKAA ke pasangan SAJA. Akan tetapi ia tidak mau membawa organisasi dengan kepentingan pribadi tanpa ada argumen yang jelas.
”Bisa-bisa saja dibawa ke SAJA, tapi harus bisa berargumen tanpa mengabaikan argumen kawan-kawan yang berada di pasangan lain,” ucapnya.
Selain itu IKAA juga menentukan beberapa variabel untuk menentukan pilihan. Di antaranya komitmen para kandidat untuk memajukan Bekasi. Yang tidak kalah pentingnya menurut Syamsul kepedulian terhadap Attaqwa jika memang berhasil menjadi pemenang di pemilukada nanti dengan menerapkan nilai-nilai yang diajarkan KH. Noer Ali. Siapapun kandidat yang mampu menerapkan itu semua bakal didukung oleh IKAA.
”Kita punya variabel-variabel tertentu, inilah yang nantinya bakal dijadikan tolok ukur untuk menentukan siapa yang bakal dipilih secara kelembagaan,” ungkapnya.
Dilihat dari kedekatan emosional jelas Syamsul Sa’duddinlah yang memiliki hubungan terdekat. Sebab ia pernah menjadi santri di attaqwa. Namun itu apakah Sa’duddin mampu menjalankan amanah nilai-nilai luhur yang diajarkan KH. Noer Ali. Jika memang sanggup tentu akan mengarah ke Sa’duddin.
”Alumni attqwa salah satu variabel untuk memilih. Tapi bukan satu-satunya. Variabel lain belum kita analisa,” tukasnya.
Hal serupa juga diungkapkan Sekjend IKAA Muhtadi Muntaha, yang mengharapkan suara IKAA diarahkan ke calon bupati yang mau menerapkan ajaran yang disampaikan KH. Noer Ali. Menurutnya sangat ideal jika ribuan anggota IKAA memilih cabup dan cawabup yang peduli degan warga miskin dan memiliki kesalehan secara pribadi dan sosial.
”Tentu kami akan memilih calon yang bisa mengaplikasikan ajaran yang disampaikan pak kiai,” tutur mantan ketua pelajar Indonesia di Damaskus Suriah tersebut. [pret]