SMS, Tambelang - NAAS, begitulah nasib yang dialami oleh Asad (40), warga Kampung Gabus, Desa Srijaya, Kecamatan Tambun Utara, salah seorang sopir armada perusahaan bacing plant yang biasa melayani sejumlah proyek pengerjaan infrastruktur jalan di Kabupaten Bekasi.
Kendaraan yang biasa ia pakai mengangkut bahan coran terjebak di Kampung Balong RT 01/02 Desa Sukabakti, Kecamatan Tambelang pada Sabtu (10/12) dua pekan lalu. Hampir 14 hari ia terjebak pada jalan meuju lokasi kiriman order beton proyek jalan lingkungan (jaling).
Hal yang membuat ia kesal dan sedih, lantaran belum sempat ia menuangkan isi betonnya namun mesin mobil yang ia kemudikan mendadak mati. Ia pun kebingungan seperti orang linglung. Ia memaki dan menendang mobil. Tapi apa daya beton yang ia bawa perlahan-lahan mengeras lantaran bacing tidak berputar lagi.
“Kami tadinya diperintah pihak manajemen perusahaan untuk mengantar orderan ke lokasi proyek jaling dengan orderan atas nama Hapit sesuai yang tertera dalam surat jalan,” tutur Asad.
Ia menuturkan, kejadian tersebut berawal saat ia dan rekannya yang lain mengantar orderan tersebut di pinggir Jalan Raya Tambelang-Sukatani depan Desa Sukawijaya, karena pelaksana kegiatan tersebut memaksa mobil harus masuk ke dalam akhirnya mengalah dan mengantarkanya ke dalam.
“Saya adalah armada mobil kelima yang masuk ke lokasi itu, namun mobil yang saya kemudikan, tiba-tiba miring ke sebelah kanan dan ban mobil amblas tak bisa bergerak maju ataupun mundur,” ucap Asad.
Ia mengaku, sudah berupaya dengan cara untuk menarik mobil tersebut. Termasuk menarik dengan mobil derek yang dikirim perusahaan. Bahkan ia terpaksa mengelas tabung molen untuk mengeluarkan isi beton yang sudah mengeras. Meski begitu, upaya tersebut belum membuahkan hasil sampai Sabtu (24/12).
“Sudah 15 hari mobil ini mendem di sini, otomatis bang saya selama itu gak bisa mendapatkan penghasilan untuk memberikan nafkah anak dan istri saya,” keluh Asad kepada SMS Bekasi.
Tersiar kabar, mobil yang dikemudikan Asad dapat diangkat pada Ahad (25/12) kemarin. Asad berharap ada kebijakan dan pengertian dari pihak perusahaan, dan juga pihak pemborong selaku pengorder dapat bertanggung jawab dan memberikan insentif karena dengan kejadian tersebut pihak perusaahan dan ia selaku supir merasa dirugikan. [her]