[caption id="attachment_389" align="alignright" width="199" caption="Cabup dan Cawabup yang diusung PKS, PPP dan PKB mendapat nomor urut dua dalam pengundian nomor urut yang digelar pada rapat pleno terbuka KPUD Kabupaten Bekasi, di Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang, Kamis (22/12)."][/caption]
SMS, Cikarang Selatan - Setelah melalui proses pendaftaran pada 24 November lalu, kini giliran KPU Kabupaten Bekasi menentukan nomor urut kandidat pasangan calon bupati dan wakil bupati. Penetapan nomor urut tersebut dilakukan melalui rapat pleno terbuka di Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang, Kamis (22/12).
Disaksikan unsur muspida, tokoh masyarakat, serta tim sukses pasangan calon bupati dan wakil bupati, tampak penuh sesak memadati aula hotel. Pasangan Darip Mulyana dan Jejen Sayuti datang lebih awal, sekitar pukul 08:30 WIB. Mereka berdua terlihat tenang dikawal pendukungnya yang mengenakan seragam tim sukses berwarna merah. Darip berbusana muslim warna putih tanpa kerah.
Duduk di sampingnya Jejen Sayuti, mengenakan pakaian merah lengan panjang terlihat kontras sekali. Satu jam kemudian, disusul Neneng Hasanah Yasin yang mengenakan setelan jas warna abu-abu dan celana panjang warna hitam, dihias kerudung lepas di wajahnya.
Ikut di belakangnya, Rohim Mintaredja berpakaian resmi. Setelan jas warna hitam seragam, dengan baju lengan panjang warna putih di dalamnya. Terakhir, pasangan Sa’duddin dan Jamalullail Yunus masuk ruangan dikawal tim sukses, datang dengan pakaian seragam. Busana muslim warna putih, serta syal kecil bermotifkan ala timur tengah menggantung di lehernya.
Disampaikan Ketua KPUD Adi Susila, ketiga pasangan yang akan bertarung yaitu SAJA, NERO dan DAHSYAT telah dinyatakan lulus dan memenuhi syarat.
“Semua pasangan dinyatakan lulus, dan memenuhi syarat. Sehat jasmani dan rohani,” kata Ketua KPUD Kabupaten Bekasi Adi Susila, saat membuka kegiatan tersebut.
Rangkaian kegiatan dimulai pada pukul 10:30 WIB, dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya diikuti peserta yang hadir. Sambutan pertama diberikan oleh Adi Susila, dilanjutkan dari Panwaslu yang diwakili Ratna Madurani. Kemudian sambutan dari KPUD Jawa Barat Sanusi, Kapolres Bekasi Kombes Wahyu Hadiningrat dan terakhir sambutan dari Dandim 0507/Bekasi Letkol. Dedi Nurhadiman.
“Di beberapa wilayah banyak terjadi kekisruhan dalam proses pilkada, marilah kita jaga suasana Bekasi agar kondusif dengan proses pilkada yang fair,” pesan Wahyu, saat itu.
Usai mendengarkan sambutan-sambutan, proses penetapan nomor urut dimulai dengan pemanggilan calon wakil bupati untuk maju kedepan. Mereka mengambil nomor pemanggilan yang disediakan dalam kotak kaca oleh KPU.
Calon wakil bupati dipanggil berdasarkan nomor urut pendaftaran pada 24 November lalu, yakni SAJA, NERO, dan terakhir DAHSYAT. Masing-masing calon wakil bupati memberikan nomor urut pemanggilan kepada calon bupati pasangannya.
Giliran penentuan nomor urut sempat terjadi interupsi yang dilakukan oleh ketua tim sukses NERO, Mustakim. Dia meminta agar penentuan tidak dilakukan dengan mencoblos balon.
“Bukan su’udzon, tapi akan lebih fair jika calon bupati mengambilnya dari dalam kotak. Karena jika mencoblos balon, takutnya balon itu sudah ditandai,” kata pria yang juga Ketua DPRD itu.
Interupsi diterima. Akhirnya cara pencoblosan diubah dengan mengambil langsung dari dalam kotak, oleh masing-masing calon bupati. Pengambilan dilakukan bergantian sesuai dengan nomor urut pemanggilan yang sebelumnya diambil oleh calon wakil bupati.
Setelah semua mengambil, kertas kecil persegi empat tersebut dibuka bersama-sama, disaksikan semua yang hadir. Pasangan NERO nomor satu, SAJA nomor dua dan DAHSYAT mendapat nomor tiga.
Sementara itu, Ketua KPU Provinsi Jawa Barat Prof. DR. Sanusi Uwes, berharap agar Pilkada Kabupaten Bekasi yang akan berlangsung 11 Maret 2012 mendatang dapat berjalan dengan baik serta sukses. Untuk itu dibutuhkan kondisi yang lebih kondusif.
Dikatakan, pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Bekasi adalah bagian dari pelaksanaan salah satu ayat UUD 1945, yakni menyelenggarakan pemilihan bupati.
“Kita sudah tahu calon bupati memenuhi persyaratan yang sesuai persyaratan yang kita sepakati, maka siapapun yang terpilih adalah dari putra Bekasi,” kata Ketua KPU Jawa Barat.
Menurutnya, sekarang tinggal masyarakat yang memilih secara jernih diantara tiga pasangan tersebut yang bisa membangun Bekasi. Mereka semua memenuhi persyaratan. Hanya ia berharap dalam proses pilkada tersebut masing-masing pasangan meninggalkan politik uang.
“Jangan sampai ada uang sepersenpun untuk membeli suara. Kalau ada pembatalan hasil pilkada itu akan memboroskan uang negara. Jika pelaksanaan pilkada berjalan bersih, tidak ada politik uang kita akan mendapat pemimpin yang baik,” pungkasnya. [tata/Ks 02]