Doa Seperti Akses Internet [2]

Sa’duddin

Oleh: DR. H. Sa’duddin, MM


Bupati Bekasi



Ada waktu-waktu yang memang membuat doa itu menjadi lebih spesial dibanding doa-doa di waktu lain, seperti di antara yang telah disebutkan di atas. Sepertiga malam, akses di internet di waktu malam akan lebih cepat karena apa? Pengguna internet pada tidur, pengguna internet berkurang, dan sepertiga malam adalah waktu doa, karena merekalah yang bangun di kala orang lain tidur dan waktu yang sulit untuk bangun, mereka berdiri untuk shalat di saat orang lain terbaring di tempat tidur, mereka membasahi diri mereka dengan air wudhu dan tangisan di saat orang lain sedang menutup matanya.


Jangan mengeluh ketika hujan, berdoalah karena hujan adalah rahmat, banjir, longsor, dan bencana yang terjadi di saat hujan, bukan karena hujannya, tapi coba introspeksi kerusakan apa yang telah diperbuat manusia, di saat orang banyak mengeluh, “yah hujan, pake hujan segala lagi, kok hujan sih” maka janganlah menjadi pribadi-pribadi yang seperti itu, berdoalah yang baik.


Dan tempat dimana orang itu berdoa, betapa banyak orang-orang mencari tempat makan yang ada akses internetnya. Tempat prasarana umum yang ada akses internetnya. Maka seharusnya kita juga mencari tempat-tempat yang di situlah doa mudah terkabulkan. Seperti di masjid, di majelis ta`lim, di Masjidil Haram, tempat-tempat yang telah Allah berkahi dan memiliki keutamaan karena Allah yang telah memberikannya, rumah-rumah yatim karena di sana banyak anak yatim, santuni anak yatim, rumah para ulama (sekolah, pondok pesantren) bukan karena rumahnya tapi karena di sana ada ulama dan orang-orang shalih. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Allah, silaturahim ke rumah ulama, ke rumah guru-guru, ke rumah saudara-saudara dan perbanyaklah saudara yang shalih.


Doa seorang muslim terhadap saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya


Dari Abu Darda’ Radhiyallahu’anhu, dia berkata bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda:


“Tidak seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak ada dihadapannya kecuali ada seorang malaikat yang ditugaskan berkata kepadanya: ‘Aamiin, dan bagimu seperti yang kau do’akan.” (HR Muslim)


Bukan ke kuburan, bukan ke dukun, melakukan kesyirikan dengan bertawasul kepada orang-orang yang sudah mati ataupun pergi ke pantai mengarung sesaji, meminta kepada setan. Perbanyaklah waktu di rumah yang orang tuanya masih hidup dan berbaktilah:


Dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, dia Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam bersabda:


“Tiga doa yang tidak ditolak; doa orangtua terhadap anaknya, doa orang yang sedang puasa, dan doa seorang musafir.” (HR Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani)


Selain tempat dan waktu, kita juga membayar paket internet. Maka paket doa adalah dengan amalan-amalan baik yang kita lakukan. Shalat, puasa, baca Quran, sedekah, silaturahim, mohon ampun, berhenti dan berusaha semaksimal untuk mengurangi maksiat yang kita lakukan tiap waktunya dan amalan lainnya. Bahkan kita diperbolehkan berdoa dengan menyebut amalan baik kita bertawasul dengan amalan baik).


Dalam berdoa yang ditekankan adalah kita hidup ini sebenarnya dalam keadaan berperang, selain berperang dengan godaan setan, nafsu, maksiat, kita juga sedang berperang dalam doa, usaha, dan dalam tawakkal. Maka kita juga harus punya dan memanfaatkan strategi-strategi yang telah Allah dan RasulNya beritahukan, memang Allah maha Mengabulkan, Maha mendengar, Maha mengetahui. Tapi kita sedang berperang setidaknya doa kita juga berperang dengan maksiat yang telah kita lakukan, karena sesungguhnya maksiat adalah penghalang terkabulnya doa. Wallahu`alam.[*]

Leave a Reply