Paguyuban Hariring Jaga Satru Sauyunan Gelar Festifal Seni Sunda

[caption id="attachment_781" align="aligncenter" width="448" caption="Festival yang berlangsung di Pasar Modern tersebut di ikuti oleh 22 group kesenian, terdiri dari Jaipong, Topeng, Tunil, Degung, Tanjidor dan Wayang Golek. Acara dibuka langsung Bupati Bekasi Sa'duddin, Sabtu (28/1)."]Paguyuban Hariring[/caption]

SMS, Cikarang Pusat - Meriah, itulah suasana Festifal Seni Sunda yang digelar Paguyuban Hariring Jaga Satru Sauyunan. Dengan berpakaian sunda lengkap, diiringi tataluan dan gending instrumen, para peserta mulai unjuk kebolehan. Ada yang menampilkan ketuk tilu, Tari Jaipong dan Tari Topeng.


Suasana terlihat semakin meriah saat Group Odong-Odong menampilkan atraksinya, yaitu memecahkan genting diatas kepala dan membacok buah diatas perut peserta.


Festifal yang berlangsung di Pasar Modern tersebut di ikuti oleh 22 group kesenian, terdiri dari Jaipong, Topeng, Tunil, Degung, Tanjidor dan Wayang Golek. Acara dibuka langsung Bupati Bekasi Sa'duddin, Sabtu (28/1).


Dalam kesempatan itu secara simbolis, Bupati juga memberikan penghargaan kepada 15 pelaku seni yang telah berjasa mengembangkan serta mempertahankan kesenian daerah tetap eksis hingga saat ini.


Diakatakan Sa'duddin, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, kesenian sunda merupakan salah satu budaya yang ada di Kabupaten Bekasi yang harus terus dilestarikan.


"Kegiatan festifal kesenian ini sangat baik sekali, karena bukan tidak mungkin kesenian yang sudah lama tenggelam akan bangkit kembali," ujarnya.


Kedepannya, Pemkab Bekasi akan mensuport kegiatan tersebut menjadi salah satu agenda tahunan kesenian di Kabupaten Bekasi. "Kami akan berupaya untuk terus melestarikan budaya-budaya yang ada, untuk itu dengan adanya kegiatan ini, kedepannya akan kami jadikan agenda tahunan," ungkapnya.


Sementara Ketua Paguyuban Hariring Jaga Satru Sauyunan Manta lenong mengatakan, kegiatan festifal seni sunda ini sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kesenian daerah agar tetap eksis. "Untuk festifal ini dibagi beberapa kriteria, untuk Jaipongan, Topeng, Ketuk Tilu dinilai dari pencugannya. Sedangkan untuk Odong-Odong dinilai atraksinya," bebernya.


Ia berharap dengan digelarnya kegiatan itu, dapat membangkitkan serta melestarikan budaya yang ada di Kabupaten Bekasi. Kedepannya, kegiatan seperti itu akan digelar satu tahun sekali dengan kegiatan yang lebih besar, lebih meriah juga dengan jumlah peserta lebih banyak.


"Tahun ini, karena baru pertama digelar pesertanya baru 22 group saja, untuk yang akan datang saya yakin akan berambah banyak, karena sudah pada tahu semua," tukasnya.


Ditempat sama Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bekasi, sekaligus Pembina Paguyuban Hariring Jaga Satru Sauyunan Budiyanto mengatakan Kabupaten Bekasi sangat kaya dengan khazanah budaya, untuk daerah Utara terdiri dari Budaya Betawi dan Banten. Sedangkan untuk daerah Selatan identik dengan Budaya Sundanya.


"Karena saya ada di daerah Selatan yang kaya dengan Budaya Sunda, maka saya coba untuk membangkitkan dan memperkuat lagi dengan kegiatan seperti ini," ujar pria yang akrab disapa Kang Budi ini.


Ditambahkan Budi, kedepannya ia akan terus mendorong kegiatan ini menjadi suatu kegiatan yang dapat menjadi nilai seni dan nilai ekonomi. Untuk itu ia juga mendorong kegiatan tersebut agar didukung semua pihak, baik Pemerintah, swasta, para pelaku seni itu sendiri maupun elemen masyarakat lainnya.


"Kami berharap, dengan kerjasama dari semua pihak, bukan tidak mungkin dengan banyaknya perusahaan baik nasional maupun internasional kebudayaan Sunda ini akan lebih dikenal ketingkat yang lebih luas lagi," pungkasnya.[Mar]

Leave a Reply